10/03/2011

Langkah Baru

Aroma daun di pagi hari
Masuk ke hidung dengan semangat pagi
Aku segera bangkit dari keterpurukan
Lembar baru kehidupan akan segera dimulai
Indah,Buruk,Senang,Sedih,haru mungkin terjadi hari ini
Mewarnai kehidupan yang sementara ini

9/29/2011

Perbedaan

Aku dan kamu mungkin tidak sama
Aku dan kamu mungkin tidak mirip
Aku dan kamu mungkin berlainan

Kita mungkin berbeda agama
Kita mungkin berbeda suku bangsa
Kita mungkin berbeda ras
Kita mungkin berbeda usia

Kadang sebuah perbedaan dapat menghalangi segala yang kita inginkan
karena kita sering mempermasalahkan perbedaan tersebut

tapi untuk apa kita mempermasalahkan perbedaan itu
untuk apa kita tidak menghargai sebuah perbedaan

memang tuhan menciptakan kita berbeda
tapi dengan tujuan agar dapat saling mengenal

janganlah jadikan perbedaan menjadi suatu halangan
jadikanlah perbedaan tumpuan agar kita lebih maju

Karena jika kita semua sama 
mungkin kita tak kan pernah ada






5/25/2011

Senja di pom bensin

Ketika baskara mulai hilang
Ketika kegelapan hampir datang
Ketika para buruh pulang
Saat itulah senja mulai datang

Ku kendarai motroku memecah sore hari 
Sampai di sebuah pombensin ku berhenti
Saat ku mulai berdiri mengantri
ku lihat dia berdiri sendiri
Kuingat dulu pernah dekat denganya
Kuingat dulu ku pernah mengaguminya
Hingga waktu itu telah tiba
Aku dan dia terpisah karena terpakasa

Entah apakah dia kini melihatku
Sebenarnya ingin ku dekatinya
Ku ingin ungkapkan perasaanku dulu padanya
namun apadaya waktu tak mengijinkanya

antrian pun sudah usai
ku mulai mengendarai motor kembali
sambil ku kenang masa saat kita berdua
hingga gelap malam telah tiba
 

5/14/2011

Bukan Puisi Perpisahan

Hentakan suara waktu terus menderu
Berjalan tanpa peduli derai haru
Kini saatnya membuat langkah baru
Untuk mencapai sesuatu yang dituju

Sekarang Kita sudah tidak bersatu
Sekarang Semua tak seperti dulu
Memang ini saat paling haru
Karena bias saja kita tak kembali bertemu

Kuinggat saat masa lalu
Semua peristiwa terjadi di ruang itu
Dari rasa cinta,suka,gembira,rindu
Hingga rasa benci,sedih,sakit,dan haru

Tapi sang waktu tetap berlalu
Sehingga sampailah kita disini
Namun tenanglah duhai sobatku
Ini bukanlah perpisahan ini adalah kenangan



note:puisi ini saya persembahkan untuk seluruh teman teman kelas9a di SMP 2 Wonosobo yaitu:
(Ahmad N Ngazis.,Ananda wulan p,Bani,Berlianda N,Budi Nugroho,Dewinta Irmawati,Dina ayu M,Gamma,HerTito A,Himawan,Inten P,Mutiara,Nabila,olik,Rining,Topan,Wahyu P,Wahyuningrum,Y Arumsari,Yona Yuliant)
maaf jika merasa ada yang belum disebut bisa komen dibawah

4/24/2011

Dusun

Dibawah pelukkan kesejukan pohon beringin
Disamping nyanyian merdu kali yang dingin
Diantara suara siulan angin
Diatas rerumputan yang sedang menari

Tampak para petani mulai berbenah diri
Melihat jamuan yang dibawa sang istri

Tampak pula pak haji dan para santri
Pergi kemushola untuk melaksanakan kebutuhan rohani

Tampak penggembala sapi berdiam diri
Melihat peliharaanya sedang minum di kali

Tampak para gadis desa berjalan pelan sekali
Sehabis mencuci sandang di Kali

Terlihat banyak insan kecil berlari kesana kemari
Selepas mengisi ilmu untuk tua nanti
Meskipun tanpa alas kaki
Semangat mereka bak baskara pagi

Memang beginilah kondisi dusunku ini
Semoga masih bisa dinikmati sampai nanti

4/06/2011

Sebuah puisi tentang cinta yang tak sampai

Ku mungkin tidak sanggup menggapai langit biru

Namun ku kan berusaha selalu menggapai hatimu

Ku mungkin tak dapat menyelami lautan biru

Namun ku akan berusaha menyelami samudera hatimu

ku munkin tak bisa menyentuh rembulan

namun ku akan berusaha menyenth hatimu

bagi mu mungkin hanya puisi biasa

tapi bagiku ini adalah yang paling istimewa

mungkin bagimu puisi ini hanya satu dari ribuan puisi yang kau terima

namun bagiku ini adalah curahan ribuan perasaan ku kepada mu

mungkinkah kau mau menemuiku

mungkinkah kau mau menerima cintaku

mungkinkah kita bisa duduk berdua dibawah senyum rembulan

mungkinkah kita bisa duduk berdua menikmati nyanyian angin

mungkinkah kita bisa duduk berdua diatas sebuah perahu di tengah telaga

ah sepertinya itu tiada mungkin karena kau bukanlah miliku